Rupiah Mempersatukan Ekonomi Indonesia
Pelabuhan di Bintuni yang merupakan pintu masuk logistik dan barang ramai dengan kapal |
Jika kita tarik ke belakang cikal bakal Negara Indonesia
dimulai dari pernyataan para pemuda yang dikenal dengan Sumpah Pemuda. Dalam
pernyataan ini para pemuda mengikrarkan diri bertanah air, berbangsa , dan
berbahasa satu indonesia. Awal dari sumpah pemuda inilah lahirnya kesadaran
berbangsa dan bertanah air bagi bangsa indonesia. Sayangnya perekonomian pada
saat itu masih dikuasai oleh pemerintah kolonial belanda dengan menggunakan
mata uang Gulden. Akhirnya di awal kemerdeakan Republik Indonesia mencetak dan
mengedarkan Oeang Republik Indonesia (ORI) yang merupakan cikal bakal dari mata
uang rupiah.
Saat ini rupiah telah mempesatukan bangsa indonesia dalam
satu perekonomian. Dari Sabang hingga Merauke rupiah merupakan satu – satunya
mata uang yang digunakan dalam perdagangan, pembelian, penjualan , maupun
sebagai alat tukar ekonomi di seluruh indonesia.
Pengalaman Cinta Rupiah di Bintuni , Papua Barat
Kondisi wilayah Ibukota Kabupaten Bintuni |
Daerah Kabupaten Bintuni merupakan salah satu Kabupaten di Papua
Barat. Kabupaten ini terkenal dengan sumberdaya alam yang melimpah berupa cadangan
minyak dan gas (Tangguh), sektor perikanan, kehutanan dan pertanian
(sagu). Kabupaten ini terletak di bagian
ata kepala burung dan berada di Teluk Bintuni.
Salah satu wilyah kerja lapangan minyak dan gas di Kabupaten Bintuni |
Kabupaten ini tergolong sebagai kabupaten baru yang
berdiri. Geliat ekonomi mulai terasa
terutama setelah jalan trans papua yang menghubungkan dengan Ibukota Manokwari
telah tersambung ke ibukota bintuni. Transportasi utama untuk menjangkau daerah
lain menggunakan speed boat dan perahu motor. Hal ini karena wilayah bintuni
terdiri dari pesisir pantai dan aliran sungai besar yang mengaliri wilyah ini.
Satu - satunya Toko Seluler di Bintuni |
Rupiah sangat mempermudah bagi masyarakat untuk jual – beli dengan
para pedagang dari luar pulau. Salah satu pedagang yang sering berjaualan di
Bintuni yaitu para pelaut dari Bone, Makasar, dan Buton. Para pelaut dari suku
bugis, buton, dan makasar ini sering membawa bahan keperluan dan bahan pokok
dari daerah sulawesi maupun jawa yang dikirim melalu kapal.
Tentu saja para pedagang dari luar ini memakai Rupiah
sebagai alat jual beli barang. Bahkan jika cukup dikenal dan terpercaya para
pelau ini juga mengkreditkan barang seperti motor, tv, hingga alat - alat rumah
tangga.
Salah satu Distrik di Wilayah Kabupaten Bintuni |
Perekonomian ini jika tidak direkatkan dengan mata uang
rupiah niscaya tidak akan terjalin dengan baik. Secara sadar dan sukarela
jalinan ekonomi ini terjalin berkat peredaran mata uang rupiah yang sampai di
daerah pelosok. Sebagai salah satu
perekat persatuan indonesia seharusnnya masyarakat indonesia semakin cinta
rupiah. Tanpa rupiah mustahil persatuan dibidang ekonomi akan terjalin dengan erat
Komentar
Posting Komentar