Cara Mudah Mengelola Sampah Rumah Tangga (Organik) Menjadi Kompos

Komposter pengolah limbah rumah tangga menjadi kompos.
Salah satu masalah urban dan perkotaan adalah masalah sampah. Sampa dihasilkan dari aktifitas ekonomi yang berkembang di perkotaan. Sampah dapat dibedakan menjadi berbagai macam , paling mudah yaitu dengan klasifikasi pembusukan. Sampah yang dapat membusuk digolongkan sebagai sampah organik sedangkan yang tidak dapat membusuk digolongkan sebagai sampah Non-organik.

Sampah organik ini sering membuat masalah terhadap perkotaan, jika tidak ditangani dengan baik samaph ini bisa membuat polusi baik berupa air lindi (air limbah) maupun polusi udara dari bau sampah hasil pembusukan. Sampah organik terdiri dari berbagai macam antara lain sampah sisa makanan, daun pohon rontok, kayu , bangkai dan kotoran hewan, hingga sayur maupun buah yang membusuk. 
Berbagai macam sampah rumah tangga yang dikumpulkan
Sebagian besar sampah organik dihasilkan dari limbah rumah tangga dan limbah pasar. Hampir 60 persen sampah dari tempat ini berupa sampah organik. Padahal untuk mengolah sampah organik sangat mudah dibandingkan sampah non organik. Karena sifatnya yang cepat terurai bila dibandingkan sampah non organik menjadikan sampah ini cepat berubah bentuk.

Salah satu cara mengolah sampah organik ini dengan mengubah menjadi kompos. Kompos merupakan hasil dari penguraian material organik menjadi zat - zat hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Kompos sendiri berasal dari berbagai macam sumber seperti kotoran hewan (kompos kandang) , kompos daun (daun), maupun kompos jerami.Sedangkan limbah rumah tangga sering berupa kompos daun dan sisa makanan.

Tanaman Terung berbunga dengan pupuk dari kompos rumah tangga
 Untuk membuat kompos sampah rumah tangga siapkan terlebih dahulu tempat penampungan bisa berupa tong maupun bak komposter. Sesuaikan dengan jumlah sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga. Karena kompos ini berada di dekat kawasan padat penduduk maka sebaiknya pilih metode pengolahan dengan sistem aerob / mengunakan oksigen sebagai pengurai. Keunggulan sistem ini dibandingkan sistem lain yaitu pengolahan ini tidak akan membuat bau tengik maupun bau tidak sedap. Secara reaksi kimia zat organik akan terurai menjadi karbon dioksida dan uap air di hasil akhir proses pengomposan. Secara kimia reaksi ini dapat ditulis sebagai berikut:

(CxHxOx) + O2 (oksigen) -----> Co2 (karbon dioksida) + H2O (uap air)

Sehingga tidak menganggu masyarakat dan warga sekitar.

Tanaman Jeruk berbuah hasil dari pupuk kompos rumah tangga.
  Cara mengolah sampah rumah tangga yaitu :

Siapkan komposter dan beri lubang oksigen sebagai pertukaran udara.
Kumpulkan sampah organik dari rumah tangga potong menjadi 2- 3 cm.
Proporsi sampah hijau (kaya Nitrogen ) dengan sampah coklat (kaya Carbon) harus seimbang.
Campurkan kedua sampah ini dan siram dengan bioactivator (EM4), bioactivator ini berfungsi sebagai pembawa bakteri pengurai sampah. 
Masukan ke dalam komposter dan biarkan aktivator bekerja. Kira - kira seminggu jika reaksi berhasil maka akan dihasilkan panas dari penguraian sampah.
Masukkan sampah secara rutin dari sampah harian rumah tangga.
Jika sampah menjadi kering tambahkan air dan jika terlalu lembab tambahkan sampah coklat.
Proses ini berlangsung selama 45- 60 hari , jika sudah matang ambil bagian bawah dari komposter.
Begitu seterusnya hingga sampah bagian atas berubah menjadi hitam kecoklatan.
Jika ada hasil cairan komposter  dapat juga  dimanfaatkan sebagai pupuk cair dengan mencampurkan dengan air biasa.

Tanaman sayur diperkotaan sebagai gerakan urban farming dan sadar lingkungan  
Tanaman buah markisa berbunga lebat hasil dari pupuk organik


Komentar

Postingan Populer